Breaking News
Loading...
November 25, 2011

Info Post
Banyak anak yang merasa takut pada sesuatu seperti gelap, petir, benda atau binatang tertentu, atau saat harus mencebur ke kolam renang. Karena memang banyak anak mengalaminya, maka orangtua pun tak menganggap hal itu sebagai sesuatu yang serius. Jadi dibiarkan saja. Toh perasaan itu akan hilang dengan sendirinya setelah mereka tumbuh dewasa, begitu pikir para orang tua.

Pemikiran seperti itu, sebenarnya tidak salah. Karena memang banyak anak yang lantas tidak takut lagi pada gelap, petir, anjing dan kolam renang setelah usianya bertambah. Dan munculnya rasa takut yang sepeti itu di masa pertumbuhan adalah hal yang wajar. Normal.

Tetapi jika ketakutan mereka sampai membuatnya menangis kencang apalagi histeris, panik dan bahkan kejang, maka wajib bagi orangtua untuk mengatasinya. Sebab akibatnya tidak ringan dan bersifat permanen, alias seumur hidup, jika dibiarkan. Rasa takut itu tentu tak bisa hilang seketika melainkan sedikit demi sedikit. Dan inilah beberapa cara yang bisa ditempuh orang tua untuk membantu si kecil mengatasi rasa takutnya itu.


  • Menyadari Kalau Itu Normal
    Semua orang yang normal apalagi anak-anak pasti punya rasa takut. Karena itu Anda tak perlu khawatir selama rasa takutnya tak berlebihan.
  • Cari Penyebabnya
    Mencari tahu apa yang membuat anak ketakutan sangat lah penting. Karena itulah cara termudah untuk menemuka solusinya. Jadi, misalnya anak takut pada kegelapan, Anda bisa menanyakan apa yang membuatnya takut. Setankah atau apa? Kalau dia menjawab setan, tanyakan lagi apa yang dia ketahui tentang mahluk tersebut? Pernahkah dia melihatnya? Kalau belum, mengapa dia berpikir bahwa setan menakutkan?
  • Pahami Ketakutannya
    Sekali lagi, rasa takut itu normal. Karena itu, Anda harus bisa menerima ketakutan anak. Jangan katakan bahwa ketakutannya tak masuk akal, atau itu perasaan orang bodoh. Hal itu tak membuat rasa takutnya berkurang. Karena takut adalah perasaan yang tak bisa dijelaskan dengan akal. Yang namanya takut, ya takut. Dan yang diutuhkan seseorang saat ketakutan hanya satu: perlindungan atau sesuatu yang bisa membuatnya merasa aman.
  • Jujurlah Padanya
    Anak-anak sering mengira orang dewasa tak pernah merasa takut. Karena itu, ada baiknya Anda menunjukkan padanya bahwa Anda juga punya rasa takut. Misalnya, pada anjing. Perasaan tersebut perlu Anda ungkapkan pada si kecil, tetapi dengan sikap, ekspresi dan kalimat yang menenangkan. Misalnya, "Ibu juga tak suka pada anjing besar itu. Tapi kalau kita tak menyakitinya, dia juga tak kan menggigit kita." Ini akan lebih baik daripada Anda bilang, "Jangan takut, anjing itu tak kan menggigit kita," tapi saat anjing tadi bergerak, Anda lari terbirit-birit.
  • Jangan Dipaksa
    Jangan menggunakan paksaan sebagai cara untuk menghilangkan ketakutan anak. Misalnya dengan memaksanya mencebur ke dalam kolam. Ajaklah dia bermain di pinggir kolam atau di bagian yang dangkal lebih dulu. Setelah dia tampak menikmati, ajaklah untuk mulai berenang. Jika dia amsih takut, biarkan dulu. Nanti, setelah dia benar-benar siap, ulangi ajakan itu.
  • Bantu Membuat Strategi
    Jika anak takut pada kegelapan, pasanglah lampu tidur di samping ranjangnya. Atau berikan dia boneka beruang atau binatang lain yang dia sukai, yang besar, yang bisa dia peluk saat tidur. Ini akan sangat membantu.
  • Jangan Takut-Takuti Anak
    Kebiasaan orangtua menakut-nakuti anak, seperti mengatakan, "Hiii.." bila tiba-tiba lampu mati. Atau mengatakan, "Awas lho, setan suka sekali makan anak yang nakal." Bahkan kalimat yang sederhana, "Biar, biar digigit anjing," juga sangat tidak baik karena bisa menumbuhkan rasa takut yang tidak beralasan pada anak. Sebab dengan kalimat tersebut, Anda telah menumbuhkan kesan bahwa ruang yang gelap itu menakutkan, setan suka makan anak-anak, dan anjing suka menggigit anak-anak.
  • Minta Bantuan Psikiater
    Bila rasa takut anak berlebihan dan berbagai upaya di atas ternyata tak membuahkan hasil, tak ada salahnya kalo minta bantuan psikiater untuk mengurangi ketakutan si kecil.

0 comments: